[resensi novel] Dalam Pelukan Bintang;seharusnya tidak ada cinta salah paham
Judul buku : Dalam Pelukan Bintang
Penulis :
Rini Zabirudin
Penerbit :
Amore
Terbit :
-, 2013
Tebal buku :
320 hlm
ISBN :
978-602-03-0069-6
Gemes
banget, pas baca novel Dalam Pelukan Bintang (DPB) karya Rini Zabirudin. Apa
pasalnya? Ryan si tokoh utama cowok yang katanya playboy tapi merayu Jasmine
saja tidak kuasa. Benar kata temannya, Aji, kalau Ryan sekarang ini sudah pudar
pesonanya.
Kisah
dibuka dengan alasan yang agak aneh sebenarnya. Ryan tidak menyukai Jasmine,
mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi, menginap di rumahnya dengan dalih ia
tidak ingin kamar adiknya, Mel, berubah dari keadaan semula. Sedangkan Mel
sendiri tidak keberatan kamarnya dulu sebelum pindah rumah bersama sang suami,
Elang, dihuni oleh Jasmine. Alasan ini yang membuat gue sedikit terkejut. Ryan
sebegitu tololnya ya? Dan kalian pasti tahu kondisi dua orang yang tidak
sepaham tinggal serumah. Ryan terus menggerutu terang-terangan dan Jasmine
mencoba menghindari konflik dengan Ryan.
Cerita
bergerak maju dan mulai kelihatan romantis. Tapi kata romantis disini kayaknya
perlu gue tambahkan satu kata lagi, romantis sinetron. Jadi banyak sekali
adegan yang menurut gue kaku buat disebut romantis. Contohnya saat Ryan dan
Jasmine jatuh ke ranjang secara tumpang tindih. Konyolkan mesti ada adegan
begitu?
Gue
juga terganggu dengan bahasa yang digunakan. Setting cerita anak kuliahan dan
pekerja baru dengan jiwa masih gres, masih menggunakan kata ‘kau’. Membaca novel
ini serasa membaca novel jaman dulu waktu gue masih kecil. Dan cara penceritaan
begini mengurangi rasa novelnya. Itu pendapat gue.
Kenapa
gue bisa memilih novel ini?
Dari
segi cover yang simple (opini pribadi) yang seperti gambar crayon membuat gue
memutuskan untuk membelinya. Harapan di awal, gue akan menemukan
letupan-letupan yang enggak biasa dari cover yang cukup menarik ini. Namun
sayang banget, letupan itu enggak ada.
Selain
alasan tadi, novel ini juga udah gue incar sejak gue memposting Wishfull
Wednesday (WW) bulan Nopember kemarin. Dan akhirnya terwujud.
Terus
eksekusi cerita di akhir novel, bagi gue juga terasa ngambang dan sangat cepat.
Jadi pernikahan yang sudah berumur seminggu dan enggak terjadi hubungan suami
istri karena adanya salah paham, bisa dijelaskan dengan obrolan yang begitu
singkat. Ayolah, ini terlalu mengada-ada, jadi kehambaran seminggu itu apa!
Kayaknya
di novel ini juga banyak kesalahan ketik seperti :
Hal
136
Kapal
terbaika?” seharusnya Kapal terbaik?”
Hal
67
Ke
dalam kocokan telurn seharusnya ke
dalam kocokan telur
Pesan
yang ingin disampaikan novel ini mungkin begini: Cinta itu tidak seharusnya
mengenal salah paham sebab cinta itu kejujuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar